Banjarnegara, kabar.onenews.co.id --- Warga Masyarakat Kelurahan Kenteng Kecamatan Madukara, gelar ruwat bumi memperingatkan tahun baru Islam 1446 H, pada hari Minggu (07/07/0/2024).
Ketua panitia Mualip menuturkan bahwa dalam menyambut datangnya 1 Muharrah 1446 H kami gelar beberapa acara, di awali dengan Istighosah bersama Kyai-kyai se-Kelurahan Kenteng dan Warga Masyarakat.
Dan kami lanjutkan pada siang hari ini kami mulai dari pawai keliling Kelurahan Kenteng, sambil membawa Gunungan dari hasil bumi, kemudian dilanjutkan dengan Ruwat Bumi yang di bawakan oleh Ki Dalang Hadisono dan acara terakhir seni kuda kepang (ebeg).
Alhamdulillah dari semua prosesi kegiatan bisa berjalan dengan lancar tidak ada kendala apapun.
Harapan kami Dengan digelarnya Ruwat Bumi ini bisa membawa keberkahan bagi warga masyarakat Kelurahan Kenteng, dan bisa membawa warga masyarakat menambah bersyukur kepada Alloh SWT.
Untuk sekarang ini kegiatan kami gelar secara sederhana, semoga pada tahun depan kita gelar yang lebih meriah lagi," tuturnya.
Ketua Relawan Bocahhe Bapak Lutfy Wahyono menjelaskan kami sangat mendukung dengan kegiatan seperti ini, Karana ruwatan dan menyambut tahun baru Islam itu merupakan budaya yang sudah turun tumurun, maka hari benar-benar di lestarikan.
Mau siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan budaya kita ini, mari kita pertahankan budaya yang sudah berabad-abad ini jangan sampai hilang di makan jaman, ingan budaya ini hanya ada di Nusantara.
Harapan kami dengan digelarnya budaya ruwatan dan menyambut tahun baru Islam bisa menjadikan anak-anak muda semakin mencintai budayanya sendiri," pungkasnya.
RT. Singo Pujono Ketua Yayasan Telasih 87 mengucapkan terimakasih kasih kepada warga masyarakat Kelurahan Kenteng yang sudah melestarikan budaya Ruwat Bumi, dan ini merupakan bersyukurnya kepada Alloh SWT, yang sudah memberikan kenikmatan kepada kita semua.
Kenikmatan yang di berikan kepada kita itu sudah luar biasa dan sudah tak terhitung nilainya, maka sepatutnya kita bersyukur.
Kita liat dalam selamat itu ada gunungan yang di buat dari hasil bumi dari para petani yang ini merupakan bahwa patanilah yang bisa memajukan bangsa kita, dan ada tumpeng, filosofi tumpeng itu artinya *Tumuju Ingkang Lempeng* Tumuju itu adalah menuju, lempeng artinya lurus, maka jika ada tujuan harus lurus, jika dilakukan dengan lurus apa yang di inginkan bisa tercapai dengan baik," tuturnya.
Pewarta: Krisdianto
Social Header